Book Publishing 101 #Part 5

Yeah, setelah sekian lama menghilang akhirnya saia kembali lagi dengan blog entry terbaru ^o^ Kali ini topiknya sebenarnya berkait erat dengan kesibukan saia selama bulan maret-april ini. Jadi selain nyaris pingsan gara-gara ngerjain PR dan tugas-tugas kuliah, saia juga harus menyiapkan naskah, illustrasi, dan cover Recollection yang akan segera diterbitkan dalam waktu dekat ini (diperkirakan akhir Mei/ awal Juni)

Segera Terbit Juni 2013

Segera Terbit Juni 2013

Kenapa entry book publishing kali ini berkaitan dengan naskah Recollection?

Karena inilah novel pertama saia yang ilustrasinya tidak saia kerjakan sendiri, melainkan saia percayakan pada illustrator profesional, Ivette Tanzil.

Jadi, ceritanya…  Naskah Recollection sebenarnya sudah saia selesaikan sejak pertengahan tahun 2012 lalu. Bahkan sejak awal 2012 pun, sinopsis dan blurb nya sudah dibaca dan disetujui oleh penerbit. Namun karena bertepatan dengan penyelenggaraan Ther Melian Fanfiction Contest dan persiapan cetak Ther Melian Anthology. Maka penerbitan Recollection yang awalnya direncanakan untuk Akhir 2012, ditunda hingga pertengahan 2013

Setelah Ther Melian Anthology terbit awal Februari kemarin,  saia membuka kembali file Recollection, membaca dan memoles ulang beberapa bagian. Lalu saia mengirimkan soft-copy naskah tersebut kepada editor, dan tahap-demi-tahap persiapan terbit pun dimulai

Untuk cover, karena konsepnya sudah saia rancang sejak pertengahan tahun lalu, bahkan photoshoot dengan model pun sudah dikerjakan sejak akhir 2012. Maka saia hanya tinggal mengerjakan finishing desain covernya.

Sedangkan untuk ilustrasi, saia memang memutuskan menggunakan jasa ilustrator, karena kesibukan saia yang tidak memungkinkan untuk dikompromi lagi sehingga mau-tidak mau proses ilustrasi harus saia lepas, agar pekerjaan yang lain dapat terselesaikan.

Sebenarnya menggunakan jasa ilustrator profesional adalah hal yang lazim dalam dunia penerbitan. Umumnya penulis memang tidak membuat sendiri ilustrasi novelnya. Kecuali bagi penulis yang memang merangkap sebagai ilustrator. Jadi kalau teman-teman mau menambahkan ilustratsi dalam novelnya, atau mungkin untuk cover, namun kebetulan tidak memiliki latar belakang dalam bidang ilustrasi dan desain, kalian bisa mencoba menggunakan jasa illustrator.

Nah untuk menggunakan jasa ilustrator profesional, ada beberapa tips yang dapat teman-teman simak untuk melancarkan hubungan kerjasama dengan sang ilustrator nantinya. Jangan sampai setelah hubungan kerja selesai lalu diantara teman-teman dan sang ilustrator malah jadi bermusuhan karena miskomunikasi dan salah paham ^_^

Untuk itu tema dari Book Publishing 101 kali ini adalah  “Commisioning Profesional Illustrator “ atau kalo diterjemahkan pake gugel-translet jadinya “Bekerja dengan ilustrator profesional”
Selain untuk penulis, tips-tips ini bisa diterapkan juga untuk profesi lain yang membutuhkan jasa ilustrator, seperti game creator, graphic designer,  web designer, etc.

Sebelumnya, saia ingatkan dahulu bahwa blog ini saia susun berdasarkan pengalaman pribadi saia, baik sebagai penulis (yang pernah menggunakan jasa illustrator profesional) sekaligus sebagai illlustrator (yang pernah digunakan jasanya oleh penulis profesional).  Sehingga kalau ada hal-hal yang dirasa kurang sesuai dengan yang pernah teman teman alami-baik penulis maupun ilustrator. Silahkan membagikan pengalaman tersebut pada kolom komentar blog ini atau tulislah pada blog milik kalian dan nanti akan saia tautkan link nya pada posting ini untuk memperkaya wawasan 🙂

1. Finding an illustrator

Ok, sebelum bisa bekerja dengan ilustrator, tentunya teman-teman perlu mencari ilustrator yang bisa diajak kerja sama dahulu bukan? Kalau misalnya diantara kenalan kalian sendiri ada yang mampu dan mau menjadi ilustrator untuk kalian, tentunya komunikasi dan kerjasama akan lebih mudah, namun bukan berarti sisa tips ini jadi nggak relevan lagi ya. Bekerja dengan teman sendiri pun tetap harus memperhatikan kode etik dan profesionalitas, agar hubungan pertemanan tetap terjaga 🙂

Nah gimana kalau diantara teman, kerabat, bahkan kenalan jejaring sosial kita nggak ada yang mampu dan bersedia menjadi ilustrator? Tentu saja artinya kita harus scouting atau berburu ilustrator sendiri.

Website seperti Kreavi.com | Deviantart.com | Behance.net menampung banyak sekali portfolio dari ilustrator-ilustrator tanah air (khususnya kreavi.com)  Mulailah dengan menjejalah web-web sejenis itu dan melihat karya-karya serta profil dari para ilustrator di sana. Beberapa ilustrator bahkan sudah menyediakan  halaman FAQ seperti ini yang mencantumkan jenis-jenis commision yang mereka terima serta biaya yang harus kalian bayar. Yes, for every good illustration there will be a good amount of money need to be paid ^_^ we’ll talk more about this later. Sekarang kita bicara soal Style dulu.

Sebelum memutuskan untuk menghubungi seorang ilustrator profesional, ada baiknya kalian tahu dulu, gaya gambar seperti apa yang kalian inginkan untuk menghiasi novel/ game/ web/ blog/ cerpen kalian.  Apakah kalian ingin gaya gambar realistis yang menyerupai manusia? atau gaya gambar yang komikal seperti manga/ anime jepang? Atau bahkan gaya gambar yang semi-realis dan stylish ala komik amerika? Atau malah gambar yang bener-bener abstrak dan surealis?

Ada baiknya kalian bandingkan dahulu dengan portfolio ilustratornya. Apakah sang ilustrator fleksibel dan mengisi gallery onlinenya dengan beragam gaya, atau dia hanya spesialisasi di satu gaya gambar saja? Sebaiknya tidak memaksakan seorang ilustrator yang memang spesialis menggambar gaya komik-cewek-super-imut untuk menggambar sesuatu yang ultra-gore-realistik. Pelajari dulu baik-baik keinginan kalian dan bandingkan dengan portfolio sang ilustrator sebelum memutuskan untuk menggunakan jasa ilustrator tersebut. 

Juga baca baik-baik FAQ ilustrator yang bersangkutan. Apakah saat itu dia sedang available untuk menerima pekerjaan? Dan apakah dia bersedia membuat tema gambar yang kalian inginkan (terkadang ilustrator mencantumkan gaya/ tema-tema gambar tertentu yang tidak dapat dia kerjakan) Oleh karena itu amat penting membaca FAQ ilustrator sampai tuntas dan jelas sebelum menghubungi ilustrator ybs. Jangan sampai kalian menghubungi sang ilustrator dan menanyakan apa dia bisa menggambar  Godzilla lagi ngamuk di kota, padahal ilustrator ybs udah jelas2 mencantumkan bahwa dia tidak dapat mengerjakan gambar monster ^^ You’ll be wasting your own time, and the ilustrator time 🙂 Be thoughtful and spend time to read their FAQ 🙂

Selain soal style, ada baiknya juga kalian mencari tahu apakah ilustrator yang akan kalian hubungi sudah berpengalaman atau tidak. Berpengalaman di sini maksudnya sudah pernah mendapat klien sebelum kalian.

Bukan berarti kalian tidak boleh menggunakan jasa ilustrator yang masih baru (toh everyone has to start somewhere, right? Plus kalo saia bilang ‘nggak boleh’ nanti saia dimusuhin sama mahasiswa-mahasiswa saia yang baru mulai buka jasa ilustrasi ^^)  Ilustrator pemula pun  craftmanship skill-nya tidak kalah dengan yang sudah berpengalaman lho 🙂 Hanya saja sebaiknya sesuaikan juga load/ beban pekerjaan dengan pengalaman kerja ilustrator.

Maksud saia begini…. Ilustrator yang sudah berpengalaman terbiasa menangani berbagai karakteristik klien. Mereka juga sudah makan asam garam dunia art commision bertahun-tahun  (halah bahasanya) , bahkan mungkin sudah mengerti seluk beluk cetak, publishing, dan me-manage deadline dari beberapa klien sekaligus. Sehingga mereka lebih lebih sesuai untuk pekerjaan dengan  deadline ketat dan tuntutan tinggi untuk keperluan publikasi. Biasanya yang membutuhkan ilustrator seperti ini  adalah penulis/ penerbit/ developer yang sudah siap meluncurkan produk, memiliki standar sangat ketat  serta deadline jadwal terbit untuk dipenuhi.

Sedangkan ilustrator pemula, mungkin belum terbiasa menghadapi tekanan seperti itu. Sekali lagi saia nggak mengatakan jangan menggunakan jasa mereka lho (again… saia belom kepengen disambit batu sama mahasiswa saia ^^) Tapi… Berdasar pengalaman saia dan beberapa teman, saat masih merintis jasa ilustrasi, kami merasa lebih ‘nyaman’ mengerjakan  ilustrasi-ilustrasi untuk keperluan pribadi, keperluan web/ blog, atau mewujudkan desain karakter/ senjata/ monster/ setting dari original story dan cerpen. Barulah setelah ‘mengumpulkan EXP’ dan ‘level-up’  kami mencari pekerjaan  dengan tuntutan lebih tinggi.

Nah seiring waktu (kalau kalian dan ilustrator tadi bekerjasama cukup lama) kalian akan menemukan kecocokan dan mengetahui ritme kerja masing-masing, sehingga untuk ke depannya kalian dapat mulai memercayakan pekerjaan-pekerjaan dengan load lebih tinggi dan deadline lebih ketat  pada ilustrator tersebut 🙂

Ok, jadi untuk menyimpulkan poin2 diatas, sebelum menghubungi ilustrator,  kalian perlu menemukan seseorang dengan Style Gambar dan Pengalaman Kerja yang sesuai dengan kebutuhan kalian.

Kalau kalian sudah menemukan ilustrator yang sesuai, kini saatnya menghubungi ilustrator tersebut.

Contacting the Illustrator

Biasanya ilustrator sudah mencantumkan alamat email atau sarana lain dimana kalian bisa menghubungi mereka pada portfolio mereka. Saat menghubungi seorang ilustrator, berikut hal-hal penting yang harus kalian pastikan sebelum memutuskan untuk mulai kerjasama.

1. Deadline & Pricing

– Pastikan bahwa sang ilustrator sedang tidak tenggelam dalam pekerjaan, dan memiliki waktu untuk menerima pekerjaan dari kalian dan menyelesaikannya dalam jangka waktu yang ditetapkan.

– Harga! Walaupun sudah kenal baik dengan ilustratornya, diskusikan harga di awal dan sepakati bersama sebelum melanjutkan. Terkadang ilustrator butuh mengetahui spesifikasi gambar yang diminta sebelum memberi harga (soal spesifikasi akan dibahas setelah ini)

– Tentukan deadline dengan jelas. Tidak hanya tanggal selesai untuk keseluruhan project, tapi juga progress  per tahap yang akan dievaluasi (misal tanggal 7 Mei sketsa kasar selesai, tanggal 10 Mei revisi sketsa kasar, 21 Mei sketsa final selesai, 24 Mei revisi sketsa final, 31 Mei gambar sudah selesai diwarna, dst)

NB: Bagi penulis pemula yang belum mendapatkan penerbit untuk karyanya, harap diingat bahwa penerbit tidak mewajibkan kalian mencantumkan ilustrasi bersama dengan naskah. Sehingga melampirkan ilustrasi (sekeren apapun) tidak menjadi jaminan karya kalian pasti diterima. Oleh karena itu perhitungkan dahulu biayanya sebelum mencari ilustrator. Bagi penulis yang berencana melakukan ‘bagi hasil’ dengan ilustratornya saat bukunya terbit nanti, pastikan dahulu bahwa buku tersebut sudah/ pasti diterima oleh penerbit, sepakati sistem bagi hasil di awal, dan sepakati juga apa kompensasi yang akan diterima ilustrator kalau seandainya tiba-tiba saja penerbit berubah pikiran dan memutuskan karya kalian nggak bisa diterbitkan.

2. Specifications

Ilustrator butuh mengetahui detil teknis karya yang akan kalian pesan dari mereka. Mulai dari format (digital atau manual) ukuran kertas, jumlah gambar yang akan dipesan, apakah hasil gambar akhir nanti berwarna atau tidak, tingkat kedetilan hasil akhir gambar apakah hanya berupa sketsa kasar, outline rapi, atau full raster. Istilah-istilah tadi mungkin agak asing bagi teman-teman yang tidak berkecimpung dalam dunia ilustrasi, jadi sebaiknya beri contoh gambar untuk menyamakan persepsi dengan ilustrator.

3. Usage 

Apakah ilustrasi yang kalian pesan hanya untuk ditampilkan di blog saja? Atau untuk diterbitkan dalam game/ novel/ majalah? Lalu apakah ilustrasi tersebut juga akan ditampilkan di media-media lainnya? Misalnya iklan dan poster untuk mempromosikan novel tadi. Apakah juga akan digunakan untuk pin merchandise yang akan dijual? Sepakati semuanya dengan ilustrator sejak awal. Membayar jasa untuk sebuah karya bukan berarti bisa seenaknya menempelkan karya tersebut di semua media tanpa persetujuan dan tanpa sepengetahuan kreatornya 🙂

Nah kalau kesepakatan sudah dibuat antara kalian dan ilustrator (termasuk deadline, jadwal penyerahan karya, dll) maka pekerjaan ilustrator sudah dapat dimulai ^_^

Reviewing the work

Biasanya ilustrator akan menyediakan satu sampai dua sketsa kasar untuk ditunjukkan pada kalian. Ada juga ilustrator yang membuat kesepakatan di awal berapa banyak sketsa kasar yang dia sediakan untuk kalian pilih, dan berapa kali dia bersedia merevisi tiap tahap gambarnya. Kalau sang ilustrator lupa menyebutkan ini saat kesepakatan awal, ada baiknya kalian sebagai pihak pengguna jasa menanyakan hal-hal ini agar tidak terjadi kesalahpahaman nantinya.

Percayalah… kesalahpahaman dan miskomunikasi itu pasti terjadi (walau mungkin kadarnya ringan dan nggak sampai bikin masalah) Jadi ada baiknya sejak awal kita minimalisir, kan?

Nah, karena kemarin adalah pengalaman pertama saia menggunakan jasa ilustrator untuk novel, jadi saia baru kali ini merasakan sendiri bagaimana seni-nya berkomunikasi dengan ilustrator dan menyampaikan apa yang saia mau agar dapat divisualisasikan dengan baik oleh sang ilustrator. Jadi yang saia lakukan, saia membuat tabel berisi key scene atau adegan2 penting dalam tiap chapter yang nantinya akan dijadikan ilustrasi.

Saia juga mencantumkan brief sederhana mengenai apa yang perlu digambar ilustrator, misalnya “Gambar karakter Lucca sedang berdiri menghadap depan, tinju terkepal dan cakar pada sarung tangannya terhunus. Wajah tidak terlihat jelas, namun ekspresinya dan bahasa tubuhnya memancarkan ketegangan.”

Kalian juga perlu menjelaskan pada ilustrator, apakah brief yang kalian berikan bebas diintepretasikan, atau harus diikuti sampai titik koma dan tidak boleh diubah-ubah. Ilustrator lalu membaca key scene dan brief tersebut, mendiskusikan hal-hal yang sekiranya kurang jelas sebelum mulai membuat sketsa kasar.

Contoh Sketsa Kasar

Contoh Sketsa Kasar by Ivette Tanzil

Saia lalu memilih dari sketsa tersebut dan mengomentari hal-hal yang perlu diubah sebelum dijadikan sketsa final.  Setelah itu barulah ilustrator mengirimkan sketsa final yang sudah disepakati bersama

Contoh Sketsa Final

Contoh Sketsa Final by Ivette Tanzil

Proses ini saia sadari tidak sesederhana yang tertera diatas, dan SANGAT bisa bikin frustasi ^^; Karena apa yang ada di imajinasi penulis dan ilustrator terkadang tidak sama, sehingga sketsa yang dihasilkan bisa jadi berbeda total dengan kondisi/ deskripsi yang terjabar dalam novel.

Hal-hal itu biasanya saia siasati dengan mencarikan banyak sekali referensi gambar untuk ilustrator. Jadi saat menolak sebuah sketsa, jangan hanya sekedar menolak, tapi beri juga masukan-masukan apa yang kalian inginkan dari ilustrator tersebut, lalu sepakati konsep itu.

Jangan sampai nantinya ilustrator akhirnya memberi sketsa yang kalian inginkan, namun malah klien-nya yang galau dan berubah pikiran akan konsep yang telah disepakati dan ingin mencoba-coba sesuatu yang baru (trust me this is a BIG NO) Kalau ingin mengubah konsep, lakukan saat masih berupa brief, jangan saat gambar sudah hampir selesai (atau lebih parah, sudah diwarna) Bayangkan kalau kalian berada di posisi ilustrator, tentu kesal setengah mati, kan, kalau sesuatu yang sudah dikerjakan dengan baik dan sesuai kesepakatan tiba-tiba ditolak karena klien berubah pikiran ^^

Nah, saia rasa cukup dulu sedikit tips dari saia untuk bekerjasama dengan ilustrator profesional. Kunci kerjasama yang sukses ada pada komunikasi dan kesepakatan yang jelas sejak awal. Semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman yang ingin mencoba menjalin kerjasama dengan para ilustrator ^_^

5 thoughts on “Book Publishing 101 #Part 5

Leave a comment